Rabu, 04 Januari 2012

Sepucuk Surat Dari Surga

Sepucuk Surat dari Surga

Begitu melihat dokter bedah keluar dari kamar operasi, Susan melompat dan bertanya: “Bagaimana kondisi anakku, dok? Apakah dia baik-baik saja? Kapan aku bisa menemuinya?” Dokter bedah itu menjawab: “Maafkan kami segala usaha telah kami lakukan, tapi rupanya Tuhan berkehendak lain.” Susan meratap dengan sedih; “Kenapa anak sekecil ini harus mengidap kanker? Apakah Tuhan sudah tidak peduli lagi? Dimanakah Engkau Tuhan pada saat anakku membutuhkan Mu?”
Rasanya dada ini mau meledak kesesakan. Susan berjalan keluar dari rumah sakit dengan lesu, setelah menghabiskan hampir enam bulan lamanya untuk menjaga anaknya disana. Dia menenteng tas ransel berisi semua barang dan pakaian anaknya dan menaruhnya di jok mobil dan mengemudikan dengan loyo kerumah, rasanya tenaga ini sudah habis terkuras dan tertinggal di rumah sakit. Ini merupakan perjalanan pulang yang sangat berat, bahkan ketika memasuki rumahnya yang semakin kosong dan lenggang tanpa canda tawa anaknya itu lagi, semakin membuatnya serasa sebuah beban berat menindihnya. Ia meletakkan semua barang dan mainan anaknya di kamar anaknya. Ia juga merapikan semua mobil-mobilan dan mainan-mainan lainnya pada tempatnya semula, dia bersihkan kamar anaknya dengan penuh cinta. Ia kemudian berbaring di tempat tidur anaknya, memeluk guling dan mencium bantal anaknya, dia menangis sampai tertidur.
Sekitar tengah malam dia terbangun, dan melihat ada sebuah surat yang tertata rapi tepat disisinya. “Hey, tadinya tidak ada surat atau apapun yang tergeletak disitu, dari manakah gerangan?” lalu ia baca surat itu:

Mama tersayang,
Mama jangan terlalu bersidih akan kepergianku, karena suatu saat kita akan berjumpa lagi. Kalau mama saat ini akan mengambil anak laki-laki sebagai penggantiku agar mama tidak kesepian, itu aku setuju saja. Dia boleh memakai kamarku dan semua barang mainanku untuknya. Tetpai jika mama ingin mengambil anak perempuan sebagai gantiku dia mungkin tidak menyukai permainan anak laki-laki, maka mama harus membelikan dia boneka dan permainan anak perempuan lainnya. Mama jangan bersedih memikirkan aku terus, aku sudah sangat berbahagia di sini. Disini tempatnya sungguh indah dan bersih, opa dan oma menyambut aku begitu aku sampai disini dan menajak aku berkeliling melihat-lihat, karena sangat luas maka memakan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat semuanya. Para malaikat sungguh anggun dan cantik, aku suka melihat mereka berterbangan.
Dan tahukah mama, bahwa wajah Yesus tidak seperti yang digambarkan difilm atam gambar-gambar, tetapi aku mengenaliNya ketika bertemu muka. Dan Yesus menajak aku menemui Allah Bapa! Dan tahukah mama, aku dipangku oleh Allah Bapa dan bercakap-cakap dengan beliau, seakan aku adalah seorang yang penting!
Ketika aku berkata akan menulis surat kepadamu untuk mengucapkan selamat tinggal mama, walau aku tahu itu tidak mungkin dan tidak diperbolehkan, tahukah mama apa yang terjadi? Allah Bapa mengulurkan selembar kertas dan sebuah pena milikNya sendiri sehingga aku bisa menulis surat ini. Kemudian Allah Bapa menyuruh seorang malaikat yang aku yakin bernama Gabriel untuk mengirimkan surat ini kepada mama.
Allah Bapa juga titip pesan kepada mama atas pertanyaan mama: Dimana Engkau pada saat aku membutuhkan pertolongan?. Beliau mengatakan Dia ada ditempat yang sama dengan aku, seperti Dia ada bersama anakNya Yesus ketika disalib. Dia selalu bersama semua anak-anakNya.
Ngomong-ngomong, tidak seorang pun bisa membaca surat ini selain mama, buat orang lain ini hanyalah sebuah kertas putih polos yang tidak ada apa-apanya, keren kan? Aku harus mengembalikan pena ini kepada Allah karena Beliau perlu untuk menulis beberapa nama di buku kehidupan.
Malam ini aku akan duduk semeja dengan Yesus untuk makan malam bersama, aku yakin ini akan sangat indah.
Oh ya, hampir lupa kasih tahu bahwa aku sudah tidak menderita lagi, kanker ini sudah hilang. Aku sangat senag karena aku sudah tidak menderita lagi dan Allah juga tidak tahan melihat aku menderita. Makanya ia menyuruh malaikat Pengasih (Angel of Mercy) menjemput aku secara khusus, hebat bukan?!
Salam kasih dari Allah Bapa, Yesus, dan aku.
Jimmy

Target hidup orang beriman adalah hidup yang berkenan kepada Tuhan sehingga pada saatnya nanti kita layak bersanding dengan Dia di surga yang kekal. Alangkah bodohnya seandainya kita hanya memburu kesenangan sesaat di dunia ini, dan mengorbankan kebahagiaan yang kekal itu.

“Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barang siapa yang dikehendakiNya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengarkan perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut kedalam hidup.
(Yoh 5:21-24)

2 komentar:

  1. bagus sih, cm saya males bacanya jadi gak tau isinya. saran aja ya, cb di perhatikan font dari tulisannya agar lebih enak utk membacanya coy...

    BalasHapus